Situ Panjunan Kini Banjir
Sambil berdiri di puncak Gunung Cupu, sayang, Kelurahan Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan saya mendengar cerita dari Pak Eman Sulaeman (67), warga setempat. Gunung Cupu ini merupakan dataran tinggi di lingkungan Sayang, pinggir jalan sebelah timur jalan Pangeran Santri. Dari Gunung Cupu ini mata bisa memandang ke arah Panjunan, Gunung Kunci dan Gunung Palasari.
"Tadi malam hujan deras sekali dan panjunan itu menjadi lagi situ, areal sawah dan perkampungan terendam air sampai satu meter," kata Pak Eman.
Ia kemudian bercerita, tergenangnya panjunan mengingatkan ketia ia waktu masih sekolah di SD sekitar akhir tahun 1950-an.
Ia kemudian bercerita, tergenangnya panjunan mengingatkan ketia ia waktu masih sekolah di SD sekitar akhir tahun 1950-an.
"kawasan panjunan itu merupakan situ dan bisa lalayaran atau naik perahu. anak-anak seusia saya malah bikin rakit dari pohon pisan," kenangnya.
Kawasan panjunan saat ini dipenuhi rumah-rumah beton milik warga. sejatinya panjunan merupakan tanah Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) yang mengelola tanah keturunan para bangsawan Sumedang. dulunya, kawasan di kaki gunung kunci ini adalah situ atau danau. di tempat ini menjadi areal lalayaran para bangsawan sumedang. namun menjelang akhir tahun 1970-an kawasan itu dibangun perumahan. lahan disewakan YPS dengan syarat tak boleh dibangun permanen, namun nyatanya saat ini banyak bangunan permanen bahkan bertingkat dua.
Situ panjunan dulu menjadi daerah tangkapan air, namun setelah berubah menjadi perumahan dan saluran air di kawasan ini hilang ditimbun dijadikan rumah dan kantor. Maka banjir menjadi langganan saat musim hujan, ketika masuk awal musim hujan desember ini Kawasan Sayang, Panjunan, Cipada kebanjiran. Andai saja, Kawasan Panjunan itu dijadikan lagi Situ yang bisa menampung air saat musim hujan ini maka tak akan ada lagi cerita kebanjiran.
Penataan harus dilakukan oleh Pemkab Sumedang sehingga selain menjadi tempat menampung air juga menjadi Kawasan Wisata ataupun pusat kegiatan baru bagi warga Sumedang.
"Tanahnya milik YPS, warga sewa disana, mungkin dengan kompensasi, tapi kalau dibiarkan terus maka banjir setiap hujan pasti menjadi langganan di daerah ini. Dan tinggal menunggu saja keberanian dari Pemimpin Sumedangnya. Kalau sampai jadi sumedang punya danau di pusat kota bersanding dengan gunung kunci, ada lapangan bola Cigugur untuk olahraga adalah potensi yang luar biasa,"Kata Dedi Rustandi.
Kawasan panjunan saat ini dipenuhi rumah-rumah beton milik warga. sejatinya panjunan merupakan tanah Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) yang mengelola tanah keturunan para bangsawan Sumedang. dulunya, kawasan di kaki gunung kunci ini adalah situ atau danau. di tempat ini menjadi areal lalayaran para bangsawan sumedang. namun menjelang akhir tahun 1970-an kawasan itu dibangun perumahan. lahan disewakan YPS dengan syarat tak boleh dibangun permanen, namun nyatanya saat ini banyak bangunan permanen bahkan bertingkat dua.
Situ panjunan dulu menjadi daerah tangkapan air, namun setelah berubah menjadi perumahan dan saluran air di kawasan ini hilang ditimbun dijadikan rumah dan kantor. Maka banjir menjadi langganan saat musim hujan, ketika masuk awal musim hujan desember ini Kawasan Sayang, Panjunan, Cipada kebanjiran. Andai saja, Kawasan Panjunan itu dijadikan lagi Situ yang bisa menampung air saat musim hujan ini maka tak akan ada lagi cerita kebanjiran.
Penataan harus dilakukan oleh Pemkab Sumedang sehingga selain menjadi tempat menampung air juga menjadi Kawasan Wisata ataupun pusat kegiatan baru bagi warga Sumedang.
"Tanahnya milik YPS, warga sewa disana, mungkin dengan kompensasi, tapi kalau dibiarkan terus maka banjir setiap hujan pasti menjadi langganan di daerah ini. Dan tinggal menunggu saja keberanian dari Pemimpin Sumedangnya. Kalau sampai jadi sumedang punya danau di pusat kota bersanding dengan gunung kunci, ada lapangan bola Cigugur untuk olahraga adalah potensi yang luar biasa,"Kata Dedi Rustandi.
Post a Comment