Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Sumedang
I. ASAL KATA: SUMEDANG
II. ASAL MULA: SUMEDANG
III. DARI MASA KERAJAAN KE MASA KABUPATEN
IV. LETAK IBUKOTA KERAJAAN DAN KABUPATEN ( 678 – 1706 M )
BEKAS IBUKOTA KERAJAAN
BEKAS IBUKOTA KABUPATIAN
MASA PEMERINTAHAN RAJA DAN BUPATI SUMEDANG
I. MASA KERAJAAN.
1. Prabu Guru Aji Putih (Raja Tembong Agung) 678 – 721
2. Batara Tuntang Buana / Prabu Tajimalela. 721 – 778
3. Jayabrata / Prabu Lembu Agung 778 – 893
4. Atmabrata / Prabu Gajah Agung. 893 – 998
5. Jagabaya / Prabu Pagulingan. 998 – 1114
6. Mertalaya / Sunan Guling. 1114 – 1237
7. Tirtakusuma / Sunan Tuakan. 1237 – 1462
8. Sintawati / Nyi Mas Ratu Patuakan. 1462 – 1530
9. Satyasih / Ratu Inten Dewata Pucuk Umum 1530 – 1578
( kemudian digantikan oleh suaminya Pangeran Kusumadinata I / Pangeran Santri )
10. Pangeran Kusumahdinata II / Prabu Geusan Ulun 1578 – 1601
II. MASA BUPATI PENGARUH MATARAM.
11. Pangeran Suriadiwangsa / Rangga Gempol I 1601 – 1625
12. Pangeran Rangga Gede / Kusumahdinata IV 1625 – 1633
13. Raden Bagus Weruh / Pangeran Rangga Gempol II. 1633 – 1656
14. Pangeran Panembahan / Rangga Gempol III 1656 – 1706
III. MASA PENGARUH KOMPENI VOC.
15. Dalem Adipati Tanumadja. 1706 – 1709
16. Pangeran Karuhun / Rangga Gempol IV 1709 – 1744
17. Dalem Istri Rajaningrat 1744 – 1759
18. Dalem Adipati Kusumadinata VIII / Dalem Anom. 1759 – 1761
19. Dalem Adipati Surianagara II 1761 – 1765
20. Dalem Adipati Surialaga. 1765 – 1773
IV. MASA BUPATI PENYELANG / SEMENTARA
21. Dalem Adipati Tanubaya 1773 – 1775
22. Dalem Adipati Patrakusumah 1775 – 1789
23. Dalem Aria Sacapati. 1789 – 1791
V. MASA PEMERINTAHAN BELANDA.
Merupakan Bupati Keturunan Langsung leluhur Sumedang.
24. Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel. 1791 – 1828
25. Dalem Adipati Kusumayuda / Dalem Ageung. 1828 – 1833
26. Dalem Adipati Kusumadinata X / Dalem Alit. 1833 – 1834
27. Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja 1834 – 1836
28. Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih. 1836 – 1882
29. Pangeran Aria Suriaatmadja / Pangeran Mekkah. 1882 – 1919
30. Dalem Adipati Aria Kusumadilaga / Dalem Bintang. 1919 – 1937
31. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1937 – 1946
VI. MASA REPUBLIK INDONESIA
32. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1945 – 1946
33. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1946 – 1947
34. R. Tumenggung Mohammad Singer. 1947 – 1949
35. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1949 – 1950
(Bupati terakhir keturunan langsung leluhur Sumedang)
Tahun 1958-1960
a. Antam Sastradipura (Kepala Daerah)
b. R. Enoh Soeriadikoesoemah (Pj. Bupati)
36. Mohamad Chafil dari tahun 1960-1966
37. Adang Kartaman dari tahun 1966-1970
38. Drs. Supian Iskandar (Pejabat Bupati) dari tahun 1970-1972
39. Drs. Supian Iskandar dari tahun 1972-1977
40. Drs. Soeyoed (Pejabat Bupati) dari tahun 1977-1978
41. Drs. H. Kustandi Abdoerachman dari tahun 1978-1983
42. Drs. H. Sutardja dari tahun 1983-1993
43. Drs. H. Moch Husein Jachjasaputra dari tahun 1993-1998
44. Drs. H. Misbach dari tahun 1998-2003
45. H. Don Murdono, S.H, M.Si 2003-2013
46. Drs. Endang Sukandar Msi 2013-2013
47. Drs. Ade Irawan 2013-2014
Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal insun maDANGan”, Insun artinya saya Medal artinya lahir Madangan
artinya memberi penerangan jadi kata Sumedang bisa berarti “Saya lahir
untuk memberi penerangan”. Kalimat “Insun Medal Insun Madangan” terucap
ketika Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang I melihat ketika langit
menjadi terang-benderang oleh cahaya yang melengkung mirip selendang
(malela) selama tiga hari tiga malam. Kata Sumedang dapat juga diambil
juga dari kata Su yang berarti baik atau indah dan Medang adalah nama
sejenis pohon, Litsia Chinensis sekarang dikenal sebagai pohon
Huru, dulu pohon medang banyak tumbuh subur di dataran tinggi sampai
ketinggi 700 m dari permukaan laut seperti halnya Sumedang merupakan
dataran tinggi.
II. ASAL MULA: SUMEDANG
Asal mula Sumedang berasal dari Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih (678 – 721 M) putra Aria Bima Raksa / Ki Balagantrang Senapati Galuh cucu dari
Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh. Kerajaan Tembong Agung berada di
Citembong Girang Kecamatan Ganeas Sumedang kemudian pindah ke kampung
Muhara Desa Leuwi Hideung Kecamatan Darmaraja. Pada masa Prabu
Tajimalela (721 – 778 M) putra dari Guru Aji Putih di bekas Kerajaan
Tembong Agung didirikan Kerajaan Sumedang Larang. Sumedang Larang
berarti tanah luas yang jarang bandingnya” (Su= bagus, Medang = luas dan
Larang = jarang bandingannya).
Masa kejayaan Sumedang Larang pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M)
ketika pada masa pemerintahan Pangeran Santri / Pangeran Kusumahdinata I
raja Sumedang Larang ke-8 ayah dari Prabu Geusan Ulun pada tanggal 22
April 1578 atau bulan syawal bertepatan dengan Idul Fitri di Keraton
Kutamaya Sumedang Larang Pangeran Santri menerima empat Kandaga Lante yang dipimpin oleh Sanghiang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nganganan), Sangiang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot
membawa pusaka Pajajaran dan alas parabon untuk di serahkan kepada
penguasa Sumedang Larang pada waktu itu dan pada masa itu pula Pangeran Angkawijaya / Pangeran Kusumadinata II dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang dengan gelar Prabu Geusan Ulun sebagai
nalendra penerus kerajaan Sunda Padjajaran dan Raja Sumedang Larang
ke-9. Ketika dinobatkan sebagai raja Prabu Geusan Ulun berusia +
23 tahun menggantikan ayahnya Pangeran Santri yang telah tua dan pada
tanggal 11 Suklapaksa bulan Wesaka 1501 Sakakala atau tanggal 8 Mei 1579
M kerajaan Pajajaran “Sirna ing bumi” Ibukota Padjajaran jatuh ke tangan pasukan Kesultanan Surasowan Banten
Yang akhirnya Sumedang mewarisi wilayah bekas wilayah Padjajaran
dengan wilayahnya meliputi seluruh Padjajaran sesudah 1527 masa Prabu Prabu
Surawisesa dengan batas meliputi; Sungai Cipamali (daerah Brebes
sekarang) di sebelah timur, Sungai Cisadane di sebelah barat, Samudra
Hindia sebelah Selatan dan Laut Jawa sebelah utara. Daerah yang tidak
termasuk wilayah Sumedang Larang yaitu Kesultanan Banten, Jayakarta dan
Kesultanan Cirebon. Dilihat dari luas wilayah kekuasaannya, wilayah
Sumedang Larang dulu hampir sama dengan wilayah Jawa Barat sekarang
tidak termasuk wilayah Banten dan Jakarta kecuali wilayah Cirebon
sekarang menjadi bagian Jawa Barat. sehingga Prabu Geusan Ulun mendapat
restu dari 44 penguasa daerah Parahiyangan yang terdiri dari 26 Kandaga
Lante, Kandaga Lante adalah semacam Kepala yang satu tingkat lebih tinggi dari pada Cutak (Camat) dan 18 Umbul dengan cacah sebanyak + 9000 umpi. Pemberian pusaka Padjajaran pada tanggal 22 April 1578 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadinya Kabupaten Sumedang.
Peristiwa penobatan Prabu Geusan Ulun sebagai Cakrawarti atau Nalendra
merupakan kebebasan Sumedang untuk mengsejajarkan diri dengan kerajaan
Banten dan Cirebon. Arti penting yang terkandung dalam peristiwa itu
ialah pernyataan bahwa Sumedang menjadi ahli waris serta penerus yang
sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran di Bumi Parahiyangan. Pusaka
Pajajaran dan beberapa atribut kerajaan yang dibawa oleh Senapati Jaya
Perkosa dari Pakuan dengan sendirinya dijadikan bukti dan alat
legalisasi keberadaan Sumedang, sama halnya dengan pusaka Majapahit
menjadi ciri keabsahan Demak dan Mataram.
Pada tahun 1601 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya
Pangeran Aria Soeriadiwangsa, pada masa Aria Soeriadiwangsa kekuasaan
Sumedang Larang di daerah sudah menurun dan Mataram melakukan perluasan
wilayah ke segala penjuru tanah air termasuk ke Sumedang. Pada waktu itu
Sumedang Larang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan yang
akhirnya Pangeran Aria Soeriadiwangsa pergi ke Mataram untuk menyatakan
Sumedang menjadi bagian wilayah Mataram pada tahun 1620. Wilayah bekas
kerajaan Sumedang Larang diganti nama menjadi Priangan yang berasal dari kata “Prayangan”
yang berarti daerah yang berasal dari pemberian yang timbul dari hati
yang ikhlas dan Pangeran Aria Soeriadiwangsa diangkat menjadi Bupati
Sumedang pertama dan diberi gelar Rangga Gempol I
(1601 – 1625 M). Sumedang menjadi bagian dari wilayah Mataram karena
Pangeran Aria Soeriadiwangsa I mengganggap ; 1. Sumedang sudah lemah
dari segi kemiliteran, 2. menghindari serangan dari Mataram karena waktu
itu Mataram memperluas wilayah kekuasaannya dari segi kekuatan Mataram
lebih kuat daripada Sumedang dan 3. menghindari pula serangan dari
Cirebon dan VOC. Sultan Agung kemudian membagi-bagi wilayah Priangan
menjadi beberapa Kabupaten yang masing-masing dikepalai seorang Bupati,
untuk koordinasikan para bupati diangkat seorang Bupati Wadana. Pangeran
Rangga Gempol I adalah Bupati Sumedang yang merangkap sebagai Bupati
Wadana Priangan pertama (1601 – 1625 M).
Yang akhirnya wilayah Sumedang Larang pada masa Prabu Geusan Ulun
menjadi wilayah Sumedang sekarang. Berakhirlah sudah kerajaan Sunda
terakhir Sumedang Larang di Jawa Barat Sumedang memasuki era baru yaitu
Kabupaten pada tahun 1620 sampai sekarang. Sejak menjadi Kabupaten,
Bupati yang memimpin Sumedang sampai tahun 1949 merupakan keturunan
langsung dari Prabu Geusan Ulun (lihat masa pemerintahan) tetapi pada
tahun 1773 – 1791 yang menjadi Bupati Sumedang adalah Bupati penyelang /
sementara dari Parakan Muncang. Menggantikan putra Bupati Surianagara
II yang belum menginjak dewasa Rd. Djamu atau terkenal sebagai Pangeran
Kornel.
IV. LETAK IBUKOTA KERAJAAN DAN KABUPATEN ( 678 – 1706 M )
BEKAS IBUKOTA KERAJAAN
No. | NAMA TEMPAT | TAHUN | MASA PEMERINTAHAN | KETERANGAN |
1. | Tembong Agung – Leuwi Hideung Darmaraja | 678 – 893 | – Prabu Guru Aji Putih – Prabu Tajimalela. – Prabu Lembu Agung |
– Raja Tembong Agung.
– – Raja Sumedang Larang 1 – Raja Sumedang Larang 2 |
2. | Ciguling – Pasanggrahan Sumedang Selatan | 893 – 1530 | – Prabu Gajah Agung. – Prabu Pagulingan. – Sunan Guling. – Prabu Tirtakusumah – Nyi Mas Patuakan |
– Raja Sumedang Larang 3
– Raja Sumedang Larang 4 – Raja Sumedang Larang 5 – Raja Sumedang Larang 6 – Raja Sumedang Larang 7 |
3. | Kutamaya – Padasuka | 1530 – 1578 | – Ratu Pucuk Umum / Pangeran Santri | – Raja Sumedang Larang 8 |
4. | Dayeuh Luhur – Ganeas | 1578 – 1601 | Prabu Geusan Ulun | – Raja Sumedang Larang 9 |
BEKAS IBUKOTA KABUPATIAN
No. | NAMA TEMPAT | TAHUN | MASA PEMERINTAHAN |
1. | Tegal Kalong – Sumedang Utara | 1601 – 1625 | Rangga Gempol I. |
2. | Canukur Sukatali – Situraja | 1601 – 1625 | Rangga Gede |
3. | Parumasan | 1625 – 1633 | Rangga Gede. |
4. | Tenjo Laut Cidudut – Conggeang | 1633 – 1656 | Rangga Gempol II |
5. | Sulambitan – Sumedang Selatan | 1656 – 1706 | Pangeran Panembahan |
6. | Regol Wetan – Sumedang Selatan | 1706 – sekarang | Dalem Adipati Tanumadja |
MASA PEMERINTAHAN RAJA DAN BUPATI SUMEDANG
I. MASA KERAJAAN.
1. Prabu Guru Aji Putih (Raja Tembong Agung) 678 – 721
2. Batara Tuntang Buana / Prabu Tajimalela. 721 – 778
3. Jayabrata / Prabu Lembu Agung 778 – 893
4. Atmabrata / Prabu Gajah Agung. 893 – 998
5. Jagabaya / Prabu Pagulingan. 998 – 1114
6. Mertalaya / Sunan Guling. 1114 – 1237
7. Tirtakusuma / Sunan Tuakan. 1237 – 1462
8. Sintawati / Nyi Mas Ratu Patuakan. 1462 – 1530
9. Satyasih / Ratu Inten Dewata Pucuk Umum 1530 – 1578
( kemudian digantikan oleh suaminya Pangeran Kusumadinata I / Pangeran Santri )
10. Pangeran Kusumahdinata II / Prabu Geusan Ulun 1578 – 1601
II. MASA BUPATI PENGARUH MATARAM.
11. Pangeran Suriadiwangsa / Rangga Gempol I 1601 – 1625
12. Pangeran Rangga Gede / Kusumahdinata IV 1625 – 1633
13. Raden Bagus Weruh / Pangeran Rangga Gempol II. 1633 – 1656
14. Pangeran Panembahan / Rangga Gempol III 1656 – 1706
III. MASA PENGARUH KOMPENI VOC.
15. Dalem Adipati Tanumadja. 1706 – 1709
16. Pangeran Karuhun / Rangga Gempol IV 1709 – 1744
17. Dalem Istri Rajaningrat 1744 – 1759
18. Dalem Adipati Kusumadinata VIII / Dalem Anom. 1759 – 1761
19. Dalem Adipati Surianagara II 1761 – 1765
20. Dalem Adipati Surialaga. 1765 – 1773
IV. MASA BUPATI PENYELANG / SEMENTARA
21. Dalem Adipati Tanubaya 1773 – 1775
22. Dalem Adipati Patrakusumah 1775 – 1789
23. Dalem Aria Sacapati. 1789 – 1791
V. MASA PEMERINTAHAN BELANDA.
Merupakan Bupati Keturunan Langsung leluhur Sumedang.
24. Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel. 1791 – 1828
25. Dalem Adipati Kusumayuda / Dalem Ageung. 1828 – 1833
26. Dalem Adipati Kusumadinata X / Dalem Alit. 1833 – 1834
27. Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja 1834 – 1836
28. Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih. 1836 – 1882
29. Pangeran Aria Suriaatmadja / Pangeran Mekkah. 1882 – 1919
30. Dalem Adipati Aria Kusumadilaga / Dalem Bintang. 1919 – 1937
31. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1937 – 1946
VI. MASA REPUBLIK INDONESIA
32. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1945 – 1946
33. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1946 – 1947
34. R. Tumenggung Mohammad Singer. 1947 – 1949
35. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1949 – 1950
(Bupati terakhir keturunan langsung leluhur Sumedang)
Tahun 1958-1960
a. Antam Sastradipura (Kepala Daerah)
b. R. Enoh Soeriadikoesoemah (Pj. Bupati)
36. Mohamad Chafil dari tahun 1960-1966
37. Adang Kartaman dari tahun 1966-1970
38. Drs. Supian Iskandar (Pejabat Bupati) dari tahun 1970-1972
39. Drs. Supian Iskandar dari tahun 1972-1977
40. Drs. Soeyoed (Pejabat Bupati) dari tahun 1977-1978
41. Drs. H. Kustandi Abdoerachman dari tahun 1978-1983
42. Drs. H. Sutardja dari tahun 1983-1993
43. Drs. H. Moch Husein Jachjasaputra dari tahun 1993-1998
44. Drs. H. Misbach dari tahun 1998-2003
45. H. Don Murdono, S.H, M.Si 2003-2013
46. Drs. Endang Sukandar Msi 2013-2013
47. Drs. Ade Irawan 2013-2014
Post a Comment