Mandala Purwalingga, Kabuyutan Sunda di Jawa Tengah
Mandala Purwalingga yang juga berlokasi di Jawa Tengah. Mandala Purwalingga ini adalah 1 dari 73 Mandala yang tertulis dalam Naskah Sunda Kuno (NSK). Mandala adalah tempat suci sekaligus sebagai kawasan pendidikan (wiyata Mandala) zaman kuno. Mandala ini termasuk dalam daftar Kabuyutan atau Kemandalaan di Tatar Pasundan.
Apa yang dimaksud Mandala atau Kabuyutan Sunda? Mengapa ada di Jawa Tengah? Sunda, dalam hal ini adalah tentang Ageman atau Ajar Pikukuh atau kita mengenalnya sebagai salah satu kepercayaan yang ada di Pulau Jawa. Agama mula-mula yang kita kenal sekarang ini sebagai Sunda Wiwitan. Dengan demikian, Sunda bukan mengacu pada etnis (suku bangsa). Sebaran Sunda Wiwitan hingga ke Papua. Anda bisa menemui saudara-saudara kita dari Papua hadir dalam acara Seren Taun di Cigugur, Kuningan Jawa Barat.
Selain penyebutan tempat suci sebagai Mandala, terdapat pula Kabuyutan. Di Tatar Pasundan terdapat 800 Kabuyutan. Kamandalaan dan Kabuyutan Sunda sering dianggap sama menurut pendapat masyarakat awam. Perbedaaannya, Mandala terpengaruh agama Buddha sedangkan Kabuyutan murni ajaran Jati Sunda atau Sunda Wiwitan. Keduanya bisa dibedakan dengan Sebutan "Lemah Dewasasana" bagi Mandala dan "Lemah Parahyangan" bagi tempat suci Kabuyutan. Lemah berati tanah.
Lokasi Mandala Purwalingga
Menurut sejarah kerajaan Tarumanagara, dalam masa pemerintahan Purnawarman terdapat 48 negara Mandala bawahan. Salah satunya adalah purwalingga.
Batas kerajaan hingga Cipamali di Jawa tengah. Mandala Purwalingga mengacu pada nama wilayah yang kita kenal sekrang ini sebagai Purbalingga. Sevara tradisional Kali Cipamali (kali Brebes) adalah Batas Kerajaan tarumanagara dan dilanjutkan sebagai Batas Kerajaan Sunda-Galuh.
Asal usul nama Purwalingga dari dua kata yaitu "Purwa" dan "Lingga". Purwa dalam bahasa Sunda kuno artinya awal dan Lingga adalah batu yang menjadi tempat peribadatan agama Hindu. Jadi, kita dapat mengartikan bahwa Purwalingga adalah Lingga pertama yang dibangun kerajaan untuk peribadatan umatnya saat itu.
Apa yang dimaksud Mandala atau Kabuyutan Sunda? Mengapa ada di Jawa Tengah? Sunda, dalam hal ini adalah tentang Ageman atau Ajar Pikukuh atau kita mengenalnya sebagai salah satu kepercayaan yang ada di Pulau Jawa. Agama mula-mula yang kita kenal sekarang ini sebagai Sunda Wiwitan. Dengan demikian, Sunda bukan mengacu pada etnis (suku bangsa). Sebaran Sunda Wiwitan hingga ke Papua. Anda bisa menemui saudara-saudara kita dari Papua hadir dalam acara Seren Taun di Cigugur, Kuningan Jawa Barat.
Selain penyebutan tempat suci sebagai Mandala, terdapat pula Kabuyutan. Di Tatar Pasundan terdapat 800 Kabuyutan. Kamandalaan dan Kabuyutan Sunda sering dianggap sama menurut pendapat masyarakat awam. Perbedaaannya, Mandala terpengaruh agama Buddha sedangkan Kabuyutan murni ajaran Jati Sunda atau Sunda Wiwitan. Keduanya bisa dibedakan dengan Sebutan "Lemah Dewasasana" bagi Mandala dan "Lemah Parahyangan" bagi tempat suci Kabuyutan. Lemah berati tanah.
Lokasi Mandala Purwalingga
Menurut sejarah kerajaan Tarumanagara, dalam masa pemerintahan Purnawarman terdapat 48 negara Mandala bawahan. Salah satunya adalah purwalingga.
Batas kerajaan hingga Cipamali di Jawa tengah. Mandala Purwalingga mengacu pada nama wilayah yang kita kenal sekrang ini sebagai Purbalingga. Sevara tradisional Kali Cipamali (kali Brebes) adalah Batas Kerajaan tarumanagara dan dilanjutkan sebagai Batas Kerajaan Sunda-Galuh.
Asal usul nama Purwalingga dari dua kata yaitu "Purwa" dan "Lingga". Purwa dalam bahasa Sunda kuno artinya awal dan Lingga adalah batu yang menjadi tempat peribadatan agama Hindu. Jadi, kita dapat mengartikan bahwa Purwalingga adalah Lingga pertama yang dibangun kerajaan untuk peribadatan umatnya saat itu.
Peta Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Galuh |
Sejarah Purwalingga
Sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan Purwalingga (purbalingga) masa pra-Islam sulit didapatkan. Komunitas Masyarakat Arkeologi Sunda Bandung (Komara Sunda Bandung) mengalami berbagai kesulitan dalam mengungkap data sejarah pra-Islam. Banyak pihak yang menghalangi proses penelitian ini. Bahkan para peneliti situs Gunung Padang Cianjur pernah diserang oleh sekelompok orang tak dikenal, dipukuli secara brutal. Sungguh Ironis, para ahli arkeologi harus berhadapan dengan kelompok preman. Akhirnya penelitian Gunung Padang Cianjur pun sempat dihentikan.
Berbicara tentang Gunung Padang Cianjur, di Purbalingga pun terdapat Situs peninggalan Prasejarah dan sejarah Purbalingga. Di Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah. Berada di kaki Gunung Slamet atau sekiar 11 kilometer arah utara Alun-alun Purbalingga, di desa ini terdapat sejumlah prasasti dan situs purbakala. Dilingkupi rindangnya pohon beringin di kompleks Prasasti Cipaku tersimpan situs batu tulis dan lingga yoni yang juga menjadi cikal bakal nama ”Purbalingga”.
Sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan Purwalingga (purbalingga) masa pra-Islam sulit didapatkan. Komunitas Masyarakat Arkeologi Sunda Bandung (Komara Sunda Bandung) mengalami berbagai kesulitan dalam mengungkap data sejarah pra-Islam. Banyak pihak yang menghalangi proses penelitian ini. Bahkan para peneliti situs Gunung Padang Cianjur pernah diserang oleh sekelompok orang tak dikenal, dipukuli secara brutal. Sungguh Ironis, para ahli arkeologi harus berhadapan dengan kelompok preman. Akhirnya penelitian Gunung Padang Cianjur pun sempat dihentikan.
Berbicara tentang Gunung Padang Cianjur, di Purbalingga pun terdapat Situs peninggalan Prasejarah dan sejarah Purbalingga. Di Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah. Berada di kaki Gunung Slamet atau sekiar 11 kilometer arah utara Alun-alun Purbalingga, di desa ini terdapat sejumlah prasasti dan situs purbakala. Dilingkupi rindangnya pohon beringin di kompleks Prasasti Cipaku tersimpan situs batu tulis dan lingga yoni yang juga menjadi cikal bakal nama ”Purbalingga”.
Situs Prasejarah di Purbalingga, Foto : kaskus |
Sebanyak 15 situs batu prasejarah ditemukan terserak di hulu Sungai Klawing, Sungai Tungtung Gunung, Sungai Laban bagian hulu dan hilir, serta Sungai Kuning, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, peneliti utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan, memaparan pada lokakarya Geologi dan Arkeologi Purbalingga bahwa Purbalingga, Jateng, diduga pernah menjadi tempat tinggal manusia tertua di Indonesia, merupakan wilayah hunian pertama manusia ras Austronesia. Kesimpulan tersebut diperolah dari hasil temuan artefak oleh ahli arkeologi.
Harry Truman menambahkan, sejumlah penemuan puluhan situs purbakala di kabupaten tersebut juga membuktikan jika Purbalingga dulunya merupakan wilayah pertama hunian manusia ras Austronesia. Menurutnya, manusia prasejarah telah tinggal di Purbalingga sejak zaman megalitikum. "Usianya sekitar 3.570 tahun yang lalu, mereka sudah mendiami daerah itu, yakni di sepanjang daerah aliran sungai," katanya.
Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, peneliti utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan, memaparan pada lokakarya Geologi dan Arkeologi Purbalingga bahwa Purbalingga, Jateng, diduga pernah menjadi tempat tinggal manusia tertua di Indonesia, merupakan wilayah hunian pertama manusia ras Austronesia. Kesimpulan tersebut diperolah dari hasil temuan artefak oleh ahli arkeologi.
Harry Truman menambahkan, sejumlah penemuan puluhan situs purbakala di kabupaten tersebut juga membuktikan jika Purbalingga dulunya merupakan wilayah pertama hunian manusia ras Austronesia. Menurutnya, manusia prasejarah telah tinggal di Purbalingga sejak zaman megalitikum. "Usianya sekitar 3.570 tahun yang lalu, mereka sudah mendiami daerah itu, yakni di sepanjang daerah aliran sungai," katanya.
Hasil temuan selama penelitan di antaranya, 22 situs bengkel batu prasejarah, 21 punden berundak, 8 menhir, dan 42.000 peralatan batu lainnya. Selain banyak ditemukan buktu-bukti peninggalan megalitikum, di Purbalingga juga banyak ditemukan peninggalan zaman neolitikum dan protosejarah.
Truman bahkan berani menyimpulkan, jika dulunya Purbalingga pernah menjadi bengkel industri purba. Hal ini didasarkan pada berbagai penemuan purbakala seperti gelang, sisir batu, beliung, dan lainnya. Bukti tersebut juga mengarah bahwa bengkel industri purba bukan hanya untuk kebutuhan sendiri namun sudah dijual ke luar daerah.
Dengan demikian, keberadaan Mandala Purwalingga sebagai Kawasan perdikan atau tempat Suci pertama di Nusantara adalah benar demikian adanya.
Referensi
- Antaranews.com,. "15 Situs Prasejarah Ditemukan di Purbalingga". Diakses 22 April 2018
- Pikiran-rakyat.com,. "Purbalingga, Wilayah Hunian Pertama Manusia Tertua Indonesia" Diakses 22 April 2018
Post a Comment